GLOBAL ECONOMY CRISIS IMPACT TOWARDS ECONOMY SOCIAL CONDITION AT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Abstract
The problem of this research is about global finance crisis. The study aim at global finance crisis impact towards economy social condition and how does strategy overcome global finance crisis impact with recommendation to government provinsi and regency/city exist in provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
from watchfulness result has been got that global finance crisis influence society economy social condition at provinsi Kepulauan Bangka Belitung, this matter is caused this region economics susceptible towards external influence, because most of all mainstay commodity provinsi Kepulauan Bangka Belitung either from mining sector that is tin also estate sector that is pepper, rubber and oil palm is products eksport. something else that causes a large part society need is imported from outside provinsi causing tall cost economy.
strategy that can be done to overcome global finance crisis impact decrease only to one of [the] country, time has come government revitalization commercial relation with economy strengths other like china, indians, russia, with another nations, repair asset composition so that banking and strong corporate world from all troubles, must can to be price taker world tin price, economizing towards budget, increase held back region economics, decrease only in mining sector and estate sector, to get used to democracy economy, interesting fund from centre in the form of project execution has labour intensive.
Keyword: impact, crisis, global, social, economy
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang krisis keuangan global. Kajiannya difokuskan pada dampak krisis keuangan global terhadap kondisi sosial ekonomi dan bagaimana strategi mengatasi dampak krisis keuangan global serta rekomendasi kepada pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa krisis keuangan global telah mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hal ini disebabkan Perekonomian daerah ini rentan terhadap pengaruh eksternal, karena hampir semua komoditi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baik dari sektor pertambangan yaitu timah maupun sektor perkebunan yaitu lada, karet dan kelapa sawit merupakan produk-produk eksport. Hal lain yang menyebabkan adalah sebagian besar kebutuhan masyarakat didatangkan dari luar provinsi sehingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak krisis keuangan global adalah mengurangi ketergantungan hanya kepada salah satu negara, sudah saatnya pemerintah merevitalisasi hubungan dagang dengan kekuatan-kekuatan ekonomi lain seperti Cina, India, Rusia, serta negara-negara lainnya, memperbaiki komposisi aset agar perbankan dan dunia usaha kuat dari segala guncangan, harus mampu menjadi price taker harga timah dunia, penghematan terhadap anggaran belanja, meningkatkan ketahananan perekonomian daerah, mengurangi ketergantungan hanya pada sektor pertambangan dan sektor perkebunan, memberdayakan ekonomi kerakyatan, menarik dana dari pusat dalam bentuk pelaksanaan proyek yang bersifat padat karya.
Kata Kunci: Dampak, Krisis, Global, Sosial, Ekonomi
PENDAHULUAN
Tanggal 15 September 2008 menjadi catatan kelam sejarah perekonomian Amerika Serikat, kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu perusahaan investasi atau bank keuangan senior dan terbesar ke 4 di Amerika serikat menjadi awal dari drama krisis keuangan di negara yang mengagung-agungkan sistem kapitalis tanpa batas. Siapa yang menyangka suatu negara yang merupakan tembok kapitalis dunia akan runtuh .Celakanya apa yang terjadi di Amerika Serikat dengan cepat menyebar dan menjalar keseluruh dunia. Hanya beberapa saat setelah informasi runtuhnya pusat keuangan dunia di Amerika, transaksi bursa saham diberbagai belahan dunia seperti Hongkong, China, Australia, Singapura, Korea Selatan, dan Negara lainnya mengalami penurunan drastis, bahkan Bursa Saham Indonesia (BEI) harus disuspend selama beberapa hari, pemerintah Indonesia pun kelihatan panik dalam menyikapi permasalahan ini, peristiwa ini menandai fase awal dirasakannya dampak krisis ekonomi global yang pada mulanya terjadinya di Amerika dirasakan oleh negara Indonesia.
Dilihat dari faktor penyebabnya, krisis Ekonomi global pada saat ini berbeda dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia lebih kurang satu dasawarsa lalu, yang mana pada saat itu krisis ekonomi yang melanda Indonesia lebih disebabkan oleh ketidakmampuan Indonesia menyediakan alat pembayaran luar negeri, dan tidak kokohnya struktur perekonomian Indonesia, tetapi krisis keuangan global pada tahun 2008 ini berasal dari faktor-faktor yang terjadi di luar negeri. Tetapi kalau kita tidak hati-hati dan waspada dalam menyikapi permasalahan ini, tidak mustahil dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 ini akan sama atau bahkan lebih buruk jika dibandingkan dengan dampak dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan pemasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak krisis keuangan global terhadap kondisi sosial ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?
2. Strategi apa yang harus dilakukan untuk mengatasi dampak krisis keuangan global terhadap kondisi sosial ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?
TINJAUAN PUSTAKA
Jusman (2008) menyatakan bahwa seluruh dunia telah diliputi oleh krisis financial (krisis ekonomi global), seluruh negara-negara di dunia baik itu negara maju maupun negara berkembang telah terjebak dalam kesulitan yang sangat rumit. Beberapa negara yang sebelumnya menikmati kondisi ekonomi yang kuat yang mempunyai teknologi yang canggih dalam hal ilmu pengetahuan, pangan, senjata, obat-obatan terlihat hancur perekonomiannnya. Fakta dari masalah tersebut adalah bahwa ekonomi negara-negara tersebut ditopang oleh kebijakan yang sangat rapuh yang meyebabkan collaps terkena dampak krisis ekonomi global. Ichlasul Amal (2008) mengatakan bahwa Indonesia harus tetap waspada ditengah krisis ekonomi global yang berakar dari kegagalan kredit perumahan di Amerika Serikat (AS) namun mengimbas pada kondisi perekonomian dunia.
Menurut Sawali Tuhusetya (2008), pemerintah tidak perlu dengan cepat mengeluarkan pernyataan agar rakyat tidak panik, yang layak dihimbau itu rakyat, pejabat, atau pemilik modal?. Dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia, sekitar 40 juta berada dalam pengangguran dan kemiskinan. Kelompok ini tidak akan merasakan pengaruh terjadinya krisis global, yang paling merasakan adalah yang berada dalam lingkaran kekuasaan dan para pemilik modal.
Krisis keuangan Amerika Serikat menyebabkan masalah global keuangan dunia, untuk mengatasi hal tersebut presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan sepuluh arahan: (1) semua kalangan tetap optimis, dan bersinergi menghadapi krisis keuangan, (2) tetap pertahankan nilai pertumbuhan enam persen, (3) optimalisasi APBN 2009, (4) dunia usaha khususnya sektor riil harus tetap bergerak, (5) semua pihak agar cerdas menangkap peluang, (6) galakkan kembali penggunaan produk dalam negeri, (7) tingkatkan sikap profesionalisme, (8) kerja sama dalam menghadapi masalah, (9) tidak melakukan langkah non partisan, (10) komunikasi yang bijak. Sementara itu Mudrajad Kuncoro (2008) mengatakan bahwa setidaknya ada dua langkah strategis dalam mengatasi dampak krisis keuangan global, yaitu demand pull strategy dan supply push strategy. Demand pull strategy mencakup strategi perkuatan sisi permintaan, yang bisa dilakukan dengan perbaikan iklim bisnis, fasilitasi mendapatkan HAKI (paten), fasilitasi pemasaran domestik dan luar negeri dan menyediakan peluang pasar. Langkah strategis lainnya adalah supply push strategy yang mencakup strategy pendorong sisi penawaran, ini bisa dilakukan dengan ketersediaan bahan baku, dukungan permodalan, bantuan teknologi/mesin/alat, dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
METODE PENELITIAN
Variabel yang akan disoroti dalam penelitian ini adalah Krisis keuangan global. Kajiannya akan difokuskan pada dampak krisis keuangan global dan bagaimana strategi mengatasi dampak krisis keuangan ditinjau dari kondisi ekonomi dan sosial serta rekomendasi kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Penelitian ini lebih dititikberatkan pada kajian literature-literatur pustaka yang bersifat deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti dan studi lapangan yaitu wawancara, observasi kepada masyarakat, pelaku bisnis dan jajaran birokrasi.
Definisi Operasional :
a. Dampak adalah akibat dari krisis keuangan global yang telah dirasakan oleh masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
b. Krisis Keuangan Global adalah krisis keuangan yang berasal dari Amerika Serikat yang dimulai pada pertengahan September 2008 yang dampaknya telah menyebar ke hampir semua negara di dunia
c. Strategi adalah cara terpadu yang harus dilakukan oleh Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk mengatasi dampak krisis keuangan Global.
Lokasi penelitian dilaksanakan di kabupaten/kota dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu pada masyarakat, pelaku-pelaku bisnis dan jajaran birokrasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive random sampling yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diperkirakan bisa mewakili populasi.
Penggunaan instrument / alat bantu pengumpulan data dalam penelitian ini sangat berhubungan erat dengan jenis metode yang digunakan yaitu:
a. Untuk jenis metode wawancara (interview), peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya yang ditujukan kepada masyarakat, pelaku-pelaku bisnis dan jajaran birokrasi.
b. Observasi/Pegamatan adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi social dan ekonomi masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
c. Studi dokumenter yaitu pengumpulan data dari dokumen-dokumen yang ada pada Badan Pusat Statistik serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kodisi Umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah provinsi ke-31 yang berdiri pada tahun 2000. Sebelum terbentuk menjadi provinsi, Kepulauan Bangka Belitung adalah daerah yang berada di bawah Provinsi Sumatera Selatan. Ada tiga kabupaten/kota yang ada pada waktu itu, yakni Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung, dan Kota Pangkalpinang. Setelah melalui perjuangan dalam beberapa fase, akhirnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdiri melalui UU RI No. 27 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak di sebelah timur Sumatera Selatan dengan posisi 1º - 3,7º lintang selatan dan 105,45º - 107º bujur timur dengan batas wilayah:
Sebelah utara dengan Laut Natuna
Sebelah timur dengan Selat Karimata
Sebelah selatan dengan Laut Jawa
Sebelah barat dengan Selat Bangka
Berdasarkan UU RI No. 27 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, luas provinsi ini adalah 16.334 KM². Posisinya yang strategis menyebabkan kepulauan ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak saja dari segi pembangunan fisik, namun juga pertumbuhan kesejahteraan masyarakatnya. Pulau Bangka dan Pulau Belitung adalah daerah yang termasuk jalur orogenese, yakni lintasan timah yang terjaya di dunia, membentang dari Birma, Malaysia, Singkep, Bangka, terus ke Belitung.
Seiring dengan perkembangan dinamika masyarakat, pada tahun 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan membentuk empat kabupaten baru, yakni Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka Barat, dan Belitung Timur
Peta Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah pulau yang terbilang kecil secara populatif. Jumlah penduduk provinsi ini pada tahun 2007 menunjukkan angka 1 juta jiwa. Penduduk tersebut umumnya tersebar di dua pulau besar, yakni Pulau Bangka dan Belitung. Selebihnya tersebar di pulau-pulau kecil di sekitarnya yang mencapai 256 buah pulau.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah salah satu provinsi yang terbilang heterogen dari berbagai sektor. secara etnik, mayoritas penduduk provinsi ini adalah etnis Melayu, namun suku-suku seperti Jawa, Bugis, China, Madura, Batak, Palembang, Sunda, Padang, dan sebagainya mewarnai corak masyarakat setempat sehingga kulturnya pun cenderung terbuka dan plural. Agama mayoritas penduduk provinsi adalah Islam, dengan ragam variasi agama Kristen, Katholik, aliran Konghucu, Hindu, dan Budha.
Sektor pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat pun sangat variatif. Sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, banyak penduduk yang berprofesi sebagai penambang, baik yang penambang yang bekerja pada perusahaan skala besar dan menengah, maupun penambang tradisional yang secara teknis menggunakan peralatan sangat sederhana. Profesi lainnya yang dominan adalah petani. Sesuai dengan kondisi alam dan jenis tanaman, petani di daerah ini lebih layak disebut sebagai pekebun. Komoditas yang dihasilkan dari sektor pertanian umumnya adalah lada dan karet. Sektor perikanan dan kelautan berikutnya adalah sektor yang menjadi andalan pekerjaan masyarakat setempat. Selebihnya, masyarakat di provinsi ini bekerja pada sektor yang sangat variatif, seperti sektor perdagangan, pemerintahan, dan jasa.
Kehidupan sosial masyarakat provinsi ini terbilang harmonis. Meski penduduknya sangat majemuk, namun kultur masyarakat yang open minded cenderung menciptakan situasi yang kondusif bagi akselerasi pembangunan.
Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Sosial Ekonomi Bangka Belitung
Sampai dengan bulan februari 2009, berarti sudah 5 bulan lebih krisis keuangan global melanda dunia, efek domino krisis finansial Amerika Serikat pun mulai dirasakan oleh masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dampak krisis ekonomi global yang dirasakan pemerintah dan masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disebabkan begitu rentannya daya ketahanan ekonomi daerah ini terhadap pengaruh eksternal. Hal ini merupakan implikasi orientasi pasar komoditi yang ada, komoditi yang ada di Kepulauan Bangka Belitung hampir semuanya adalah orientasi ekspor, dipihak lain kebutuhan-kebutuhan masyarakat Bangka Belitung umumnya didatangkan dari luar provinsi yang merupakan salah satu penyebab ekonomi biaya tinggi dimana pengiriman barang-barang baik dari maupun ke luar Babel sangat ditentukan oleh baik atau tidaknya sarana pendukung dalam bidang transportasi yang tentunya sangat tergantung oleh cuaca dan keadaan alam.
Krisis keuangan global juga mempengaruhi tekanan terhadap nilai mata uang dan suku bunga, disamping itu juga mempengaruhi kemampuan perbankan dalam menjaga posisi likuiditasnya atau posisi kreditnya supaya tetap lancar dan mempengaruhi kemampuan menghasilkan pendapatan serta pengembalian pinjaman nasabah, ada satu bank yang juga mempunyai cabang di Pangkalpinang yaitu Bank Century saat ini telah diambil alih oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani pengambilalihan Bank Century merupakan upaya yang harus dilakukan pemerintah karena baik dai sisi struktur modal, kemampuan menjaga performa bisnis maupun manajemen, Bank Century sudah mengkhawatirkan karena akan menimbulkan risiko lebih besar jika tidak diambil alih.
Antara News memberitakan banyak tambang timah Inkonstitusional (tambang rakyat) di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menghentikan aktivitas menyusul turunnya harga biji timah dunia. hal ini berdampak pada meningkatnya angka pengangguran yang selanjutnya akan meningkatnya jumlah angka kemiskinan. Adapun penurunan harga timah dunia tersebut secara lengkap dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1.
Harga Timah Periode Agustus- Desember 2008
BULAN PERUSAHAAN SATUAN HARGA (USD)
Agustus PT. Timah Tbk Ton 22.695,00
September PT. Timah Tbk Ton 19.736,71
Oktober PT. Timah Tbk Ton 18.481,03
November PT. Timah Tbk Ton 14.761,00
Desember PT. Timah Tbk Ton 13.310,00
Sumber: BPS Provinsi Kep Bangka Belitung
Dari tabel diatas dapat dilihat pada bulan agustus 2008 harga timah mencapai US$ 22.695,00 per ton. Dengan terjadinya krisis keuangan global yang dimulai pada pertengahan september 2008 harga timah turun menjadi US$ 19.736,71 per ton, penurunan ini berlanjut pada bulan-bulan berikutnya, sehingga pada bulan desember 2008 harga timah dunia sudah menjadi US$ 13.310,00 per ton.
Disamping pada sektor pertambangan, dampak krisis keuangan global juga berpengaruh terhadap masyarakat petani pada sektor perkebunan, karena umumnya hasil perkebuanan yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah untuk tujuan eksport seperti karet, kelapa sawit dan lada. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.
Harga Rata-Rata Komoditas Perkebunan Periode Agustus-Nopember 2008
KOMODITAS SATUAN AGUST SEPT OKT NOP
Karet campur cuka 1 KG 7.783 6.050 4.000 4.500
Karet tidak campur cuka 1 KG 6.775 6.475 4.167 3.800
Kelapa sawit 100 KG 150.000 120.000 60.000 61.260
Lada/Merica Putih 1 KG 42.428,7 41.000 36.760 34.333,3
Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan terjadinya krisis keuangan global, harga komoditi-komoditi sektor perkebunan mengalami penurunun tajam. Pada bulan Agustus 2008 sebelum terjadi krisis keuangan global harga karet campur cuka sebesar Rp.7.783,- per kg, namun dengan terjadinya krisis keuangan global, pada bulan nopember 2008 harga karet campur cuka turun sangat signifikan menjadi Rp.4.500,- per kg. Lada/merica putih pada bulan agustus 2008 sebesar Rp.42.428,7 per kg dan turun secara siginifikan pada bulan-bulan berikutnya setelah tejadi krisis keuangan global sehingga pada bulan nopember 2008 sudah menjadi Rp 34.333,3 per kg. Penurunan harga ini juga terjadi pada komoditi-komoditi perkebunan lainnya seperti karet tidak campur cuka dan kelapa sawit.
Turunnya harga-harga komoditi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut di pasaran dunia, menyebabkan nilai eksport dari komoditi tersebut juga menurun. Akibat selanjutnya adalah turunnya pendapatan masyarakat yang berimbas pada turunnya daya beli masyarakat sehingga terjadi kelesuan pada dunia perdagangan yang terjadi dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, angkutan penumpang baik dalam kota maupun antar kota dalam provinsi juga relatif sepi, banyak warga masyarakat yang mengurangi untuk bepergian .
Krisis keuangan global juga berpengaruh terhadap aliran dana yang masuk ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti dana dekosentrasi serta dana bantuan dari pemerintah pusat lainnya, seperti yang dikatakan oleh Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Babel Syamsumi Saleh (Bangka Pos, 17/10/08). Mengecilnya jumlah bantuan tersebut tentu akan menghambat program-program strategis pemerintah daerah. Ditundanya pelaksanaan sejumlah proyek strategis di kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti water Front City di Pangkalpinang, pelabuhan internasional Jelitik di Kabupaten Bangka, pelabuhan Sadai di Bangka Selatan, terminal internasional Batubara di Bangka Barat, PLTU Mantung, etalase Kelautan di Belitung dan sejumlah proyek-proyek strategis lainnya.
Akibat Meningkatnya jumlah angka pengangguran, maka secara tidak langsung krisis keuangan global juga mempunyai dampak terhadap permasalahan sosial kemasyarakatan serta dampak psikologis masyarakat seperti meningkatnya tingkat kriminalitas, jumlah pengemis dan gelandangan, meningkatnya angka putus sekolah, serta permasalahan sosial lainnya.
Sebagai akumulatif permasalahan sosial dan ekonomi akan menjalar menjadi dampak politis yang dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, yang selanjutnya dapat merongrong kewibawaan pemerintah.
Strategi yang harus dilakukan dalam mengatasi dampak krisis keuangan
Siapapun tidak ada yang berani memastikan kapan krisis ekonomi global ini akan berakhir. Menurut Denni Purbasari, anggota Tim Asistensi Menko Perekonomian ” Puncak krisis ekonomi global baru akan terasa pada tahun 2009 ini yang akan ditandai dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. OECD dalam laporannya pada tanggal 25 November 2008 memproyeksikan bahwa pada tahun 2009 dapat dikatakan bahwa perekonomian dunia akan mencapai titik terendah. Sementara itu Menko Perekonomian sekaligus menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa, dampak krisis keuangan global terhadap perekonomian Indonesia akan terus berlanjut hingga dua belas bulan kedepan atau satu tahun mendatang. Untuk itu berbagai langkah-langkah antisipatif perlu dilakukan:
• Keruntuhan ekonomi Amerika Serikat harus menjadi pelajaran paling berharga agar pemerintah berusaha untuk mengurangi ketergantungan dalam bentuk apapun hanya kepada salah satu negara, sudah saatnya pemerintah merevitalisasi hubungan dagang dengan kekuatan-kekuatan ekonomi lain seperti Cina, India, Rusia, Negara-negara dikawasan timur tengah serta negara-negara lainnya.
• Perlunya langkah konsolidasi dan antisipasi untuk menekan risiko dan terus menerus memperbaiki komposisi aset agar perbankan dan dunia usaha kuat dari segala guncangan ekonomi global, dunia usaha dan perbankan bersama-sama harus memperbaiki neraca dan laporan keuangan lainnya.
• Sebagai salah satu pensuplai timah dunia, Bangka Belitung harus mampu menjadi price taker atau penentu harga timah dunia.
• Langkah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang akan melakukan penghematan terhadap anggaran belanja, misalnya dengan cara mengurangi perjalanan dinas merupakan langkah bijak yang harus didukung dan memang harus segera direalisasikan, dan hendaknya langkah ini juga diikuti kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Disamping itu jajaran Pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun kabupaten.kota perlu memperkokoh sinergi dan kemitraan atau partnership dengan jajaran perbankan dan swasta.
• Sudah saatnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkatkan ketahananan perekonomian daerah dengan cara mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk atau sumber daya-sumber daya ekonomi dari daerah lain, misalnya dengan mengembangkan sektor-sektor pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, sehingga nantinya kebutuhan masyarakat di provinsi ini akan dapat dipenuhi sendiri.
• Sudah saatnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengurangi ketergantungan hanya pada sektor-sektor tertentu seperti sektor pertambangan dan sektor perkebunan dengan komoditi yang sangat terbatas. Pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota perlu melakukan diversifikasi sektor-sektor andalan misalnya sektor pariwisata.
• Pemerintah harus benar-benar serius memberdayakan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Dalam upaya memberdayakan ekonomi yang berbasis kerakyatan tentunya pemerintah harus memperhatikan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena UMKM sudah terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive, hal ni disebabkan UMKM tidak memiliki utang luar negeri, tidak banyak utang ke perbankan, menggunakan input lokal. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sendiri, jumlah UMKM yang tercatat pada tahun 2006 sebanyak 174.398 unit. Komposisi UMKM tidak jauh berbeda dengan kondisi nasional yaitu UKM mendominasi komposisi usaha di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (98,8% ), sedangkan usaha besar hanya 0,31%, dan usaha menengah 0,89% (BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2006). Kontribusi UMKM dalam menyerap tenaga kerja cukup besar yaitu pada tahun 2006 sebanyak 386.742 orang, dengan komposisi usaha besar menyerap 7,14 % angkatan kerja; usaha menengah menyerap 5,81%; usaha kecil menyerap 39,73% dan; usaha mikro menyerap paling besar yaitu 45,45% (BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2006). Saat ini cukup banyak upaya yang dilakukan dalam upaya pembinaan dan pemberdayaan UMKM, namun upaya yang dilakukan selama ini terkesan tumpang tindih dan dlakukan sendiri-sendiri. Sudah saatnya sekarang pembinaan UMKM dilakukan secara bersama dan berkesinambungan.
• Sudah saatnya masyarakat Bangka Belitung untuk mulai belajar berhemat dan mengurangi pola perilaku konsumtif yang selama ini cenderung berkembang menjadi budaya masyarakat.
• Pemerintah daerah harus berusaha menarik dana dari pusat dalam bentuk pelaksanaan proyek terutama yang bersifat padat karya, hal ini penting dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi melonjaknya jumlah pengangguran.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:
1. Krisis keuangan global telah mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, seperti turunnya pendapatan masyarakat terutama yang bekerja pada sektor pertambangan dan sektor perkebunan, menurunnya. aliran dana yang masuk ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti dana dekosentrasi serta dana bantuan dari pemerintah pusat lainnya, ditundanya pelaksanaan sejumlah proyek strategis, meningkatnya jumlah angka pengangguran, meningkatnya tingkat kriminalitas, jumlah pengemis dan gelandangan, meningkatnya angka putus sekolah, serta permasalahan sosial lainnya.
2. Strategi yang harus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk mengatasi dampak krisis keuangan global adalah mengurangi ketergantungan hanya kepada salah satu negara, sudah saatnya pemerintah merevitalisasi hubungan dagang dengan kekuatan-kekuatan ekonomi lain seperti Cina, India, Rusia, Negara-negara dikawasan timur tengah serta negara-negara lainnya. Perlunya langkah konsolidasi dan antisipasi untuk menekan risiko dan terus menerus memperbaiki komposisi aset agar perbankan dan dunia usaha kuat dari segala guncangan ekonomi global, Bangka Belitung harus mampu menjadi price taker atau penentu harga timah dunia, melakukan penghematan terhadap anggaran belanja, meningkatkan ketahananan perekonomian daerah dengan cara mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk dari daerah lain, mengurangi ketergantungan hanya pada sektor-sektor tertentu seperti sektor pertambangan dan sektor perkebunan dengan komoditi yang sangat terbatas, memberdayakan ekonomi yang berbasis kerakyatan, menarik dana dari pusat dalam bentuk pelaksanaan proyek yang bersifat padat karya.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.2008
Mudrajad Kuncoro. 2008. Tujuh Tantangan UKM di Tengah Krisis Global. http://jamrud.com/2008/10/
http:// sawali.info/2008/10/11/Kearifan Lokal Menghadapi Kemungkinan
http://jusman.wordpress.com/2008/12/15/Krisis Ekonomi Global dan Solusinya
http://www.yauhui.net/10 Jurus Sby Menghadapi Krisis Global Keuangan Dunia
http://202.67.10.226/berita. Indonesia Harus Terus Waspada Hadapi Krisis Global
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar