Senin, 12 Juli 2010

TUMBANGNYA INCUMBENT

TUMBANGNYA INCUMBENT


Oleh
Nizwan Zukhri


Ada hal menarik kalau kita perhatikan hasil pilkada pemilihan Bupati di dua Kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada bulan juli 2010 ini. ”Tumbangnya para Incumbent”. Uniknya lagi yang mengalahkan bukanlah para pendatang baru tetapi wakilnya sendiri. Pada Pilkada Kabupaten Bangka Barat Sang Incumbent Parhan Ali, berdasarkan hasil perhitungan sementara sampai kamis tanggal 8 juli 2010 kalah tipis 179 suara atas Ustd Zuhri M Syazali yang merupakan wakilnya pada pemerintahan kabupaten Bangka Barat periode 2005-2010. Di Bangka Selatan pada pilkada yang dilaksanakan pada tanggal 7 juli lalu sang Incumbent, H.Justiar Noer juga kalah dari Jamro yang selama lima tahun terakhir dengan ”Setia” mendampinginya sebagai Wakil Bupati.
Hasil ini tentunya kontras sekali dengan apa yang terjadi pada pemilihan umum kepala daerah di daerah lain pada tahun 2010 ini, dimana hasil pilkada diwarnai sejumlah kemenangan para incumbent (kepala daerah yang berkuasa). Pada Pilkada Gubernur dan Bupati di Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2010, para incumbent unggul dalam perolehan suara yaitu Agusrin M Najamudin sebagai incumbent gubernur Bengkulu, serta incumbent Bupati yaitu Bupati Kepahyang, Bupati Seluma, Bupati Kaur, Rejang Lebong, dll. Bahkan di beberapa daerah para incumbent bisa memenangkan pertarungan dengan angka diatas 90 persen, seperti pasangan Joko Widodo – FX Hadi Rudyatmo di Kota Solo Jawa Tengah. Kemenangan dengan angka yang fantastis diperoleh pasangan Herman Deru – Kholid Mawardi pada pilkada Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumatera Selatan, dimana pasangan ini meraih 94,56 persen atau 373.177 suara dari total pemilih sebanyak 439.527 orang. Perolehan angka yang fantastis ini akhirnya mendapat apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (MURI) tercatat sebagai angka yang paling tinggi sejak dilaksanakannya pilkada langsung di Indonesia di era reformasi ini.
Ada beberapa hal yang menyebabkan para incumbent bisa mendulang suara dengan angka yang signifikan, yang pertama selama menjabat sebagai kepala daerah baik itu sebagai Gubernur, Bupati ataupun Walikota adalah dengan membangun kepercayaan rakyat, jangan pernah menyakiti hati rakyat. Artinya program-program yang dijalankan hendaknya bersentuhan langsung dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, seperti bidang ekonomi kerakyatan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Yang kedua, dengan jabatannya sebagai gubernur, Bupati atau walikota menyebabkan tingkat popularitas harusnya lebih baik dibandingkan dengan calon-calon lainnya karena tingkat mobilitas untuk menemui rakyat lebih tinggi. Selama menjabat hendaknya peluang untuk melakukan hal tersebut harus benar-benar dimanfaatkan. Waktu lima tahun adalah waktu yang lebih dari cukup untuk mendapatkan simpati rakyat
Lalu, Fenomena apa yang terjadi di Babel, dimana para incumbent bisa kalah?
Secara garis besar dapat kita katakan bahwa para Incumbent khususnya di Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Bangka Selatan selama masa kepemimpinannya menjabat sebagai Bupati belum sepenuhnya menjalankan program-program yang dapat meraih simpati rakyat. Hati rakyat tidak dapat diraih hanya pada saat kampanye atau saat-saat menjelang pilkada. Kesempatan untuk meraih simpati rakyat justru lebih dimanfaatkan para wakil Bupati yaitu Ust Zuhri di Kabupaten Bangka Barat, dan Jamro di Kabupaten Bangka Selatan
Jangan terlena oleh banyaknya Jumlah partai pengusung, karena hal ini bukanlah suatu jaminan untuk memenangkan pertarungan. Pada Pilkada kepala daerah, kompetensi pribadi yang dilihat dari kepemimpinan, watak, dan intelektual justru lebih menentukan. Kenyataan menunjukkan bahwa pada pilkada di Bangka Selatan, pasangan Justiar Noer – Umar Mansur yang didukung oleh PAN, PPP, Hanura, Demokrat, PBB, Gerindra serta 14 partai lainnya tak berdaya menghadapi Jamro – Nursyamsu yang hanya didukung oleh 2 partai yaitu PDIP dan PKS. Kondisi yang tidak terlalu berbeda juga terjadi pada pilkada Bangka Barat
Apakah trend ini juga akan berlanjut pada pilkada Kabupaten Bangka Tengah yang akan dilaksanakan pada akhir Juli 2010 ini, dimana sang Incumbent Abu Hanifah akan ditantang oleh wakilnya sendiri Erzaldi Rosman, kita tunggu saja...........................


Artikel diterbitkan juga dalam opini Babel Pos
Senin, 12 juli 2010

Jumat, 14 Mei 2010

MAHASISWA, PERGURUAN TINGGI, DAN REFORMASI

MAHASISWA, PERGURUAN TINGGI DAN REFORMASI



Oleh:
Nizwan Zukhri
Dosen Fakultas Ekonomi UBB



Tanggal 12 Mei 2010 ini genap sudah 12 tahun peringatan tragedi trisakti, yaitu peristiwa penembakan mahasiswa saat melakukan demonstrasi menuntut lengsernya Soeharto dari jabatannya sebagai presiden yang sudah diembannya selama 32 tahun. Pada peristiwa yang telah menewaskan 4 orang mahasiswa Universitas Trisakti yaitu Elang Mulya Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie, yang kemudian dikenal sebagai ”Pahlawan reformasi”, merupakan babak baru sejarah perjalanan kehidupan negara Indonesia yang dikenal dengan Era Reformasi. Era yang diharapkan dapat memberikan harapan baru, semangat baru, era yang diharapkan akan terjadinya pemerintahan yang bersih, yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, era yang diharapkan dapat memberikan kedamaian, memberikan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh anak negeri.
Saat ini, era Reformasi sudah berlangsung lebih dari satu dasawarsa, selama kurun waktu tersebut perjalanan menuju kearah sebagaimana yang menjadi tujuan awal reformasi seakan-alan kehilangan arah, kedamaian semakin menjauh, hal ini dapat terlihat dengan kerap terjadinya berbagai bentuk benturan baik fisik maupun non fisik di Indonesia yang katanya dikenal dengan penduduknya yang sopan dan ramah. Perang antar suku, perang antar desa, bahkan pertikaian antar daerahpun masih sering terjadi diberbagai daerah di Indonesia yang tidak jarang berakhir dengan kerusuhan berdarah. Degradasi moral yang ditandai dengan semakin mewabahnya penyakit KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) melanda hampir disetiap lembaga khususnya lembaga pemerintah seperti kasus Bank Century, kasus makelar pajak yang telah menyeret banyak pejabat diberbagai institusi termasuk di Direktorat jenderal pajak, kepolisian, kejaksaan, dan lain-lain menjadi bukti nyata yang dapat dilihat dengan mata telanjang betapa bobroknya pengelolaan negeri ini.
Saat ini kehidupan masyarakat semakin materialistis serta lebih mengutamakan perjuangan untuk kepentingan individu dan kelompok yang semakin menempatkan rakyat dan bangsa Indonesia pada suatu status kehidupan yang sangat rendah. Secara obyektif kita sedang menjadi bangsa yang inferior jika dibandingkan dengan tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura atau negara-negara lain di dunia. Rasa bangga sebagai anak negeri dari sebuah negara yang dulunya cukup disegani didunia telah terkikis oleh krisis multidimensional dan kebobrokan kehidupan mental dan moral yang menyeruak dihampir setiap sendi kehidupan. Rasa nasionalisme sebagai bangsa dan jiwa patriotisme seakan sudah semakin memudar sehingga status quo Orde Baru terkesan tidak berubah, bahkan terlihat semakin bertahan atau bisa jadi semakin parah yang disebabkan oleh keserakahan dan gaya kehidupan yang hanya ingat diri, ingat keluarga dan ingat kelompok.
Reformasi seakan berjalan semakin menjauh dari tujuan yang telah didengungkan sekitar 12 tahun lalu, ego kedaerahan semakin muncul kepermukaan dengan membonceng suatu kereta yang bernama otonomi daerah. Raja-raja kecil muncul di segenap wilayah Indonesia. Kekuasaan dan kepemimpinan di berbagai daerah seakan-akan menjadi milik dinasti keluarga yang ditandai dengan banyaknya istri atau anak para Gubernur, Bupati ataupun Walikota yang dengan berbagai upaya berusaha merebut jabatan sebagai kepala daerah untuk menggantikan suami atau ayahnya. Partai-partai politik sibuk mengurus kekuasaan dan telah melupakan tujuan utamanya untuk mensejahterakan masyarakat. Barangkali ada baiknya kita menentukan atau merumuskan kembali jati diri kita sebagai bangsa, sumpah Pemuda yang dicetuskan 82 tahun yang lalu ada baiknya dikaji kembali, apakah masih relevankah saat ini.
Reformasi yang awalnya memang milik mahasiswa, yang lahir sebagai salah satu hasil pembelajaran diperguruan tinggi sekarang telah dikudeta oleh Elit Politik. Namun itu semua tidak sepenuhnya kesalahan elit. Tetapi justru mahasiswa dan institusinya yaitu perguruan tinggi juga mempunyai andil terhadap kesalahan tersebut, karena belum sepenuhnya berhasil menciptakan insan-insan kampus, kader-kader intelektual yang mampu mengejahwantakan apa yang sebenarnya diperlukan oleh negeri ini.
Perguruan tinggi sebagai wadah pembelajaran, sebagai tempat penggodokan para intelektual, bukan hanya dituntut untuk mampu mengelolah input atau mahasiswa yang ada menjadi lulusan yang hanya tangguh secara akademik, tetapi yang lebih penting dari itu adalah menghasilkan lulusan sebagai insan yang berpotensi tinggi, inisiatif dan kreatif serta penuh dedikasi atau sumber daya manusia yang unggul, profesional, beriman dan berwibawa, mampu memimpin serta berwawasan kedepan. Perguruan tinggi harus mampu membimbing mahasiswanya menjadi insan yang peka terhadap persoalan-persoalan yang membelit bangsanya.
Kematangan sebuah Perguruan Tinggi bukanlah dilihat dari usianya, tetapi harus dilihat dari kesanggupan untuk bisa memenuhi dan mewujudkan secara nyata tanggung jawab kelembagaan kepada masyarakat. Akreditasi yang baik bukan hanya ditentukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, tetapi juga ditentukan oleh publik atau yang lebih dikenal dengan Akuntability Publik. Perguruan tinggi harus mampu menjadi lembaga penyelenggaraan pendidikan tinggi yang sanggup mengantarkan lulusannya memiliki kemampuan untuk dapat diterima dan berkiprah ditengah masyarakat.
Dalam penyelenggaraan pendidikan atau pembelajaran dalam suatu perguruan tinggi diperlukan pengelolah yang mampu mengelolah input yang ada menjadi output yang memang bisa diandalkan. Menurut Freire, para akademisi yang bekerja di lembaga pendidikan tinggi tidak bisa melepaskan diri dari 3 hal: (1) memahami relasi antara pendidikan tinggi, kekuasaan dan politik, (2) mengaitkan kurikulum dengan realitas sosial, ini penting karena tanpa mengaitkan kurikulum dengan realitas sosial, dunia pendidikan tinggi akan tetap menjadi suatu komunitas yang terlepas dari persoalan masyarakat yang semestinya harus menjadi keprihatinannya, (3) menyadari kemampuan kelas dominan mempopulerkan kata-kata yang sering menjadi slogan kelompok revolusioner.
Sejarah pergantian pemerintahan dari orde lama ke orde baru, dari orde baru ke era reformasi menunjukkan peran sentral mahasiswa sebagai agen perubahan. Oleh karena itu mahasiswa dan perguruan tinggi dengan idealismenya harus terus berusaha untuk mengawal reformasi. Supaya apa yang menjadi tujuan semula dari reformasi ini dapat kembali berjalan sesuai dengan yang dicita-citakan, sehingga pengorbanan para mahasiswa yang tewas dalam tragedi trisakti tidak menjadi sia-sia.

Minggu, 08 Februari 2009

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GLOBAL ECONOMY CRISIS IMPACT TOWARDS ECONOMY SOCIAL CONDITION AT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Abstract

The problem of this research is about global finance crisis. The study aim at global finance crisis impact towards economy social condition and how does strategy overcome global finance crisis impact with recommendation to government provinsi and regency/city exist in provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
from watchfulness result has been got that global finance crisis influence society economy social condition at provinsi Kepulauan Bangka Belitung, this matter is caused this region economics susceptible towards external influence, because most of all mainstay commodity provinsi Kepulauan Bangka Belitung either from mining sector that is tin also estate sector that is pepper, rubber and oil palm is products eksport. something else that causes a large part society need is imported from outside provinsi causing tall cost economy.
strategy that can be done to overcome global finance crisis impact decrease only to one of [the] country, time has come government revitalization commercial relation with economy strengths other like china, indians, russia, with another nations, repair asset composition so that banking and strong corporate world from all troubles, must can to be price taker world tin price, economizing towards budget, increase held back region economics, decrease only in mining sector and estate sector, to get used to democracy economy, interesting fund from centre in the form of project execution has labour intensive.

Keyword: impact, crisis, global, social, economy

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang krisis keuangan global. Kajiannya difokuskan pada dampak krisis keuangan global terhadap kondisi sosial ekonomi dan bagaimana strategi mengatasi dampak krisis keuangan global serta rekomendasi kepada pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa krisis keuangan global telah mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hal ini disebabkan Perekonomian daerah ini rentan terhadap pengaruh eksternal, karena hampir semua komoditi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baik dari sektor pertambangan yaitu timah maupun sektor perkebunan yaitu lada, karet dan kelapa sawit merupakan produk-produk eksport. Hal lain yang menyebabkan adalah sebagian besar kebutuhan masyarakat didatangkan dari luar provinsi sehingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak krisis keuangan global adalah mengurangi ketergantungan hanya kepada salah satu negara, sudah saatnya pemerintah merevitalisasi hubungan dagang dengan kekuatan-kekuatan ekonomi lain seperti Cina, India, Rusia, serta negara-negara lainnya, memperbaiki komposisi aset agar perbankan dan dunia usaha kuat dari segala guncangan, harus mampu menjadi price taker harga timah dunia, penghematan terhadap anggaran belanja, meningkatkan ketahananan perekonomian daerah, mengurangi ketergantungan hanya pada sektor pertambangan dan sektor perkebunan, memberdayakan ekonomi kerakyatan, menarik dana dari pusat dalam bentuk pelaksanaan proyek yang bersifat padat karya.

Kata Kunci: Dampak, Krisis, Global, Sosial, Ekonomi


PENDAHULUAN

Tanggal 15 September 2008 menjadi catatan kelam sejarah perekonomian Amerika Serikat, kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu perusahaan investasi atau bank keuangan senior dan terbesar ke 4 di Amerika serikat menjadi awal dari drama krisis keuangan di negara yang mengagung-agungkan sistem kapitalis tanpa batas. Siapa yang menyangka suatu negara yang merupakan tembok kapitalis dunia akan runtuh .Celakanya apa yang terjadi di Amerika Serikat dengan cepat menyebar dan menjalar keseluruh dunia. Hanya beberapa saat setelah informasi runtuhnya pusat keuangan dunia di Amerika, transaksi bursa saham diberbagai belahan dunia seperti Hongkong, China, Australia, Singapura, Korea Selatan, dan Negara lainnya mengalami penurunan drastis, bahkan Bursa Saham Indonesia (BEI) harus disuspend selama beberapa hari, pemerintah Indonesia pun kelihatan panik dalam menyikapi permasalahan ini, peristiwa ini menandai fase awal dirasakannya dampak krisis ekonomi global yang pada mulanya terjadinya di Amerika dirasakan oleh negara Indonesia.
Dilihat dari faktor penyebabnya, krisis Ekonomi global pada saat ini berbeda dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia lebih kurang satu dasawarsa lalu, yang mana pada saat itu krisis ekonomi yang melanda Indonesia lebih disebabkan oleh ketidakmampuan Indonesia menyediakan alat pembayaran luar negeri, dan tidak kokohnya struktur perekonomian Indonesia, tetapi krisis keuangan global pada tahun 2008 ini berasal dari faktor-faktor yang terjadi di luar negeri. Tetapi kalau kita tidak hati-hati dan waspada dalam menyikapi permasalahan ini, tidak mustahil dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 ini akan sama atau bahkan lebih buruk jika dibandingkan dengan dampak dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan pemasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak krisis keuangan global terhadap kondisi sosial ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?
2. Strategi apa yang harus dilakukan untuk mengatasi dampak krisis keuangan global terhadap kondisi sosial ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?


TINJAUAN PUSTAKA

Jusman (2008) menyatakan bahwa seluruh dunia telah diliputi oleh krisis financial (krisis ekonomi global), seluruh negara-negara di dunia baik itu negara maju maupun negara berkembang telah terjebak dalam kesulitan yang sangat rumit. Beberapa negara yang sebelumnya menikmati kondisi ekonomi yang kuat yang mempunyai teknologi yang canggih dalam hal ilmu pengetahuan, pangan, senjata, obat-obatan terlihat hancur perekonomiannnya. Fakta dari masalah tersebut adalah bahwa ekonomi negara-negara tersebut ditopang oleh kebijakan yang sangat rapuh yang meyebabkan collaps terkena dampak krisis ekonomi global. Ichlasul Amal (2008) mengatakan bahwa Indonesia harus tetap waspada ditengah krisis ekonomi global yang berakar dari kegagalan kredit perumahan di Amerika Serikat (AS) namun mengimbas pada kondisi perekonomian dunia.
Menurut Sawali Tuhusetya (2008), pemerintah tidak perlu dengan cepat mengeluarkan pernyataan agar rakyat tidak panik, yang layak dihimbau itu rakyat, pejabat, atau pemilik modal?. Dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia, sekitar 40 juta berada dalam pengangguran dan kemiskinan. Kelompok ini tidak akan merasakan pengaruh terjadinya krisis global, yang paling merasakan adalah yang berada dalam lingkaran kekuasaan dan para pemilik modal.
Krisis keuangan Amerika Serikat menyebabkan masalah global keuangan dunia, untuk mengatasi hal tersebut presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan sepuluh arahan: (1) semua kalangan tetap optimis, dan bersinergi menghadapi krisis keuangan, (2) tetap pertahankan nilai pertumbuhan enam persen, (3) optimalisasi APBN 2009, (4) dunia usaha khususnya sektor riil harus tetap bergerak, (5) semua pihak agar cerdas menangkap peluang, (6) galakkan kembali penggunaan produk dalam negeri, (7) tingkatkan sikap profesionalisme, (8) kerja sama dalam menghadapi masalah, (9) tidak melakukan langkah non partisan, (10) komunikasi yang bijak. Sementara itu Mudrajad Kuncoro (2008) mengatakan bahwa setidaknya ada dua langkah strategis dalam mengatasi dampak krisis keuangan global, yaitu demand pull strategy dan supply push strategy. Demand pull strategy mencakup strategi perkuatan sisi permintaan, yang bisa dilakukan dengan perbaikan iklim bisnis, fasilitasi mendapatkan HAKI (paten), fasilitasi pemasaran domestik dan luar negeri dan menyediakan peluang pasar. Langkah strategis lainnya adalah supply push strategy yang mencakup strategy pendorong sisi penawaran, ini bisa dilakukan dengan ketersediaan bahan baku, dukungan permodalan, bantuan teknologi/mesin/alat, dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia.


METODE PENELITIAN

Variabel yang akan disoroti dalam penelitian ini adalah Krisis keuangan global. Kajiannya akan difokuskan pada dampak krisis keuangan global dan bagaimana strategi mengatasi dampak krisis keuangan ditinjau dari kondisi ekonomi dan sosial serta rekomendasi kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Penelitian ini lebih dititikberatkan pada kajian literature-literatur pustaka yang bersifat deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti dan studi lapangan yaitu wawancara, observasi kepada masyarakat, pelaku bisnis dan jajaran birokrasi.

Definisi Operasional :
a. Dampak adalah akibat dari krisis keuangan global yang telah dirasakan oleh masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
b. Krisis Keuangan Global adalah krisis keuangan yang berasal dari Amerika Serikat yang dimulai pada pertengahan September 2008 yang dampaknya telah menyebar ke hampir semua negara di dunia
c. Strategi adalah cara terpadu yang harus dilakukan oleh Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk mengatasi dampak krisis keuangan Global.

Lokasi penelitian dilaksanakan di kabupaten/kota dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu pada masyarakat, pelaku-pelaku bisnis dan jajaran birokrasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive random sampling yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diperkirakan bisa mewakili populasi.
Penggunaan instrument / alat bantu pengumpulan data dalam penelitian ini sangat berhubungan erat dengan jenis metode yang digunakan yaitu:
a. Untuk jenis metode wawancara (interview), peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya yang ditujukan kepada masyarakat, pelaku-pelaku bisnis dan jajaran birokrasi.
b. Observasi/Pegamatan adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi social dan ekonomi masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
c. Studi dokumenter yaitu pengumpulan data dari dokumen-dokumen yang ada pada Badan Pusat Statistik serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kodisi Umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah provinsi ke-31 yang berdiri pada tahun 2000. Sebelum terbentuk menjadi provinsi, Kepulauan Bangka Belitung adalah daerah yang berada di bawah Provinsi Sumatera Selatan. Ada tiga kabupaten/kota yang ada pada waktu itu, yakni Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung, dan Kota Pangkalpinang. Setelah melalui perjuangan dalam beberapa fase, akhirnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdiri melalui UU RI No. 27 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak di sebelah timur Sumatera Selatan dengan posisi 1º - 3,7º lintang selatan dan 105,45º - 107º bujur timur dengan batas wilayah:
 Sebelah utara dengan Laut Natuna
 Sebelah timur dengan Selat Karimata
 Sebelah selatan dengan Laut Jawa
 Sebelah barat dengan Selat Bangka
Berdasarkan UU RI No. 27 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, luas provinsi ini adalah 16.334 KM². Posisinya yang strategis menyebabkan kepulauan ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak saja dari segi pembangunan fisik, namun juga pertumbuhan kesejahteraan masyarakatnya. Pulau Bangka dan Pulau Belitung adalah daerah yang termasuk jalur orogenese, yakni lintasan timah yang terjaya di dunia, membentang dari Birma, Malaysia, Singkep, Bangka, terus ke Belitung.
Seiring dengan perkembangan dinamika masyarakat, pada tahun 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan membentuk empat kabupaten baru, yakni Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka Barat, dan Belitung Timur



Peta Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah pulau yang terbilang kecil secara populatif. Jumlah penduduk provinsi ini pada tahun 2007 menunjukkan angka 1 juta jiwa. Penduduk tersebut umumnya tersebar di dua pulau besar, yakni Pulau Bangka dan Belitung. Selebihnya tersebar di pulau-pulau kecil di sekitarnya yang mencapai 256 buah pulau.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah salah satu provinsi yang terbilang heterogen dari berbagai sektor. secara etnik, mayoritas penduduk provinsi ini adalah etnis Melayu, namun suku-suku seperti Jawa, Bugis, China, Madura, Batak, Palembang, Sunda, Padang, dan sebagainya mewarnai corak masyarakat setempat sehingga kulturnya pun cenderung terbuka dan plural. Agama mayoritas penduduk provinsi adalah Islam, dengan ragam variasi agama Kristen, Katholik, aliran Konghucu, Hindu, dan Budha.
Sektor pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat pun sangat variatif. Sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, banyak penduduk yang berprofesi sebagai penambang, baik yang penambang yang bekerja pada perusahaan skala besar dan menengah, maupun penambang tradisional yang secara teknis menggunakan peralatan sangat sederhana. Profesi lainnya yang dominan adalah petani. Sesuai dengan kondisi alam dan jenis tanaman, petani di daerah ini lebih layak disebut sebagai pekebun. Komoditas yang dihasilkan dari sektor pertanian umumnya adalah lada dan karet. Sektor perikanan dan kelautan berikutnya adalah sektor yang menjadi andalan pekerjaan masyarakat setempat. Selebihnya, masyarakat di provinsi ini bekerja pada sektor yang sangat variatif, seperti sektor perdagangan, pemerintahan, dan jasa.
Kehidupan sosial masyarakat provinsi ini terbilang harmonis. Meski penduduknya sangat majemuk, namun kultur masyarakat yang open minded cenderung menciptakan situasi yang kondusif bagi akselerasi pembangunan.

Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Sosial Ekonomi Bangka Belitung
Sampai dengan bulan februari 2009, berarti sudah 5 bulan lebih krisis keuangan global melanda dunia, efek domino krisis finansial Amerika Serikat pun mulai dirasakan oleh masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dampak krisis ekonomi global yang dirasakan pemerintah dan masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disebabkan begitu rentannya daya ketahanan ekonomi daerah ini terhadap pengaruh eksternal. Hal ini merupakan implikasi orientasi pasar komoditi yang ada, komoditi yang ada di Kepulauan Bangka Belitung hampir semuanya adalah orientasi ekspor, dipihak lain kebutuhan-kebutuhan masyarakat Bangka Belitung umumnya didatangkan dari luar provinsi yang merupakan salah satu penyebab ekonomi biaya tinggi dimana pengiriman barang-barang baik dari maupun ke luar Babel sangat ditentukan oleh baik atau tidaknya sarana pendukung dalam bidang transportasi yang tentunya sangat tergantung oleh cuaca dan keadaan alam.
Krisis keuangan global juga mempengaruhi tekanan terhadap nilai mata uang dan suku bunga, disamping itu juga mempengaruhi kemampuan perbankan dalam menjaga posisi likuiditasnya atau posisi kreditnya supaya tetap lancar dan mempengaruhi kemampuan menghasilkan pendapatan serta pengembalian pinjaman nasabah, ada satu bank yang juga mempunyai cabang di Pangkalpinang yaitu Bank Century saat ini telah diambil alih oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani pengambilalihan Bank Century merupakan upaya yang harus dilakukan pemerintah karena baik dai sisi struktur modal, kemampuan menjaga performa bisnis maupun manajemen, Bank Century sudah mengkhawatirkan karena akan menimbulkan risiko lebih besar jika tidak diambil alih.
Antara News memberitakan banyak tambang timah Inkonstitusional (tambang rakyat) di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menghentikan aktivitas menyusul turunnya harga biji timah dunia. hal ini berdampak pada meningkatnya angka pengangguran yang selanjutnya akan meningkatnya jumlah angka kemiskinan. Adapun penurunan harga timah dunia tersebut secara lengkap dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini.

Tabel 1.
Harga Timah Periode Agustus- Desember 2008
BULAN PERUSAHAAN SATUAN HARGA (USD)
Agustus PT. Timah Tbk Ton 22.695,00
September PT. Timah Tbk Ton 19.736,71
Oktober PT. Timah Tbk Ton 18.481,03
November PT. Timah Tbk Ton 14.761,00
Desember PT. Timah Tbk Ton 13.310,00
Sumber: BPS Provinsi Kep Bangka Belitung

Dari tabel diatas dapat dilihat pada bulan agustus 2008 harga timah mencapai US$ 22.695,00 per ton. Dengan terjadinya krisis keuangan global yang dimulai pada pertengahan september 2008 harga timah turun menjadi US$ 19.736,71 per ton, penurunan ini berlanjut pada bulan-bulan berikutnya, sehingga pada bulan desember 2008 harga timah dunia sudah menjadi US$ 13.310,00 per ton.
Disamping pada sektor pertambangan, dampak krisis keuangan global juga berpengaruh terhadap masyarakat petani pada sektor perkebunan, karena umumnya hasil perkebuanan yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah untuk tujuan eksport seperti karet, kelapa sawit dan lada. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut ini:



Tabel 2.
Harga Rata-Rata Komoditas Perkebunan Periode Agustus-Nopember 2008
KOMODITAS SATUAN AGUST SEPT OKT NOP
Karet campur cuka 1 KG 7.783 6.050 4.000 4.500
Karet tidak campur cuka 1 KG 6.775 6.475 4.167 3.800
Kelapa sawit 100 KG 150.000 120.000 60.000 61.260
Lada/Merica Putih 1 KG 42.428,7 41.000 36.760 34.333,3
Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan terjadinya krisis keuangan global, harga komoditi-komoditi sektor perkebunan mengalami penurunun tajam. Pada bulan Agustus 2008 sebelum terjadi krisis keuangan global harga karet campur cuka sebesar Rp.7.783,- per kg, namun dengan terjadinya krisis keuangan global, pada bulan nopember 2008 harga karet campur cuka turun sangat signifikan menjadi Rp.4.500,- per kg. Lada/merica putih pada bulan agustus 2008 sebesar Rp.42.428,7 per kg dan turun secara siginifikan pada bulan-bulan berikutnya setelah tejadi krisis keuangan global sehingga pada bulan nopember 2008 sudah menjadi Rp 34.333,3 per kg. Penurunan harga ini juga terjadi pada komoditi-komoditi perkebunan lainnya seperti karet tidak campur cuka dan kelapa sawit.
Turunnya harga-harga komoditi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut di pasaran dunia, menyebabkan nilai eksport dari komoditi tersebut juga menurun. Akibat selanjutnya adalah turunnya pendapatan masyarakat yang berimbas pada turunnya daya beli masyarakat sehingga terjadi kelesuan pada dunia perdagangan yang terjadi dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, angkutan penumpang baik dalam kota maupun antar kota dalam provinsi juga relatif sepi, banyak warga masyarakat yang mengurangi untuk bepergian .
Krisis keuangan global juga berpengaruh terhadap aliran dana yang masuk ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti dana dekosentrasi serta dana bantuan dari pemerintah pusat lainnya, seperti yang dikatakan oleh Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Babel Syamsumi Saleh (Bangka Pos, 17/10/08). Mengecilnya jumlah bantuan tersebut tentu akan menghambat program-program strategis pemerintah daerah. Ditundanya pelaksanaan sejumlah proyek strategis di kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti water Front City di Pangkalpinang, pelabuhan internasional Jelitik di Kabupaten Bangka, pelabuhan Sadai di Bangka Selatan, terminal internasional Batubara di Bangka Barat, PLTU Mantung, etalase Kelautan di Belitung dan sejumlah proyek-proyek strategis lainnya.
Akibat Meningkatnya jumlah angka pengangguran, maka secara tidak langsung krisis keuangan global juga mempunyai dampak terhadap permasalahan sosial kemasyarakatan serta dampak psikologis masyarakat seperti meningkatnya tingkat kriminalitas, jumlah pengemis dan gelandangan, meningkatnya angka putus sekolah, serta permasalahan sosial lainnya.
Sebagai akumulatif permasalahan sosial dan ekonomi akan menjalar menjadi dampak politis yang dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, yang selanjutnya dapat merongrong kewibawaan pemerintah.

Strategi yang harus dilakukan dalam mengatasi dampak krisis keuangan

Siapapun tidak ada yang berani memastikan kapan krisis ekonomi global ini akan berakhir. Menurut Denni Purbasari, anggota Tim Asistensi Menko Perekonomian ” Puncak krisis ekonomi global baru akan terasa pada tahun 2009 ini yang akan ditandai dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. OECD dalam laporannya pada tanggal 25 November 2008 memproyeksikan bahwa pada tahun 2009 dapat dikatakan bahwa perekonomian dunia akan mencapai titik terendah. Sementara itu Menko Perekonomian sekaligus menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa, dampak krisis keuangan global terhadap perekonomian Indonesia akan terus berlanjut hingga dua belas bulan kedepan atau satu tahun mendatang. Untuk itu berbagai langkah-langkah antisipatif perlu dilakukan:
• Keruntuhan ekonomi Amerika Serikat harus menjadi pelajaran paling berharga agar pemerintah berusaha untuk mengurangi ketergantungan dalam bentuk apapun hanya kepada salah satu negara, sudah saatnya pemerintah merevitalisasi hubungan dagang dengan kekuatan-kekuatan ekonomi lain seperti Cina, India, Rusia, Negara-negara dikawasan timur tengah serta negara-negara lainnya.
• Perlunya langkah konsolidasi dan antisipasi untuk menekan risiko dan terus menerus memperbaiki komposisi aset agar perbankan dan dunia usaha kuat dari segala guncangan ekonomi global, dunia usaha dan perbankan bersama-sama harus memperbaiki neraca dan laporan keuangan lainnya.
• Sebagai salah satu pensuplai timah dunia, Bangka Belitung harus mampu menjadi price taker atau penentu harga timah dunia.
• Langkah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang akan melakukan penghematan terhadap anggaran belanja, misalnya dengan cara mengurangi perjalanan dinas merupakan langkah bijak yang harus didukung dan memang harus segera direalisasikan, dan hendaknya langkah ini juga diikuti kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Disamping itu jajaran Pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun kabupaten.kota perlu memperkokoh sinergi dan kemitraan atau partnership dengan jajaran perbankan dan swasta.
• Sudah saatnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkatkan ketahananan perekonomian daerah dengan cara mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk atau sumber daya-sumber daya ekonomi dari daerah lain, misalnya dengan mengembangkan sektor-sektor pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, sehingga nantinya kebutuhan masyarakat di provinsi ini akan dapat dipenuhi sendiri.
• Sudah saatnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengurangi ketergantungan hanya pada sektor-sektor tertentu seperti sektor pertambangan dan sektor perkebunan dengan komoditi yang sangat terbatas. Pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota perlu melakukan diversifikasi sektor-sektor andalan misalnya sektor pariwisata.
• Pemerintah harus benar-benar serius memberdayakan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Dalam upaya memberdayakan ekonomi yang berbasis kerakyatan tentunya pemerintah harus memperhatikan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena UMKM sudah terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive, hal ni disebabkan UMKM tidak memiliki utang luar negeri, tidak banyak utang ke perbankan, menggunakan input lokal. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sendiri, jumlah UMKM yang tercatat pada tahun 2006 sebanyak 174.398 unit. Komposisi UMKM tidak jauh berbeda dengan kondisi nasional yaitu UKM mendominasi komposisi usaha di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (98,8% ), sedangkan usaha besar hanya 0,31%, dan usaha menengah 0,89% (BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2006). Kontribusi UMKM dalam menyerap tenaga kerja cukup besar yaitu pada tahun 2006 sebanyak 386.742 orang, dengan komposisi usaha besar menyerap 7,14 % angkatan kerja; usaha menengah menyerap 5,81%; usaha kecil menyerap 39,73% dan; usaha mikro menyerap paling besar yaitu 45,45% (BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2006). Saat ini cukup banyak upaya yang dilakukan dalam upaya pembinaan dan pemberdayaan UMKM, namun upaya yang dilakukan selama ini terkesan tumpang tindih dan dlakukan sendiri-sendiri. Sudah saatnya sekarang pembinaan UMKM dilakukan secara bersama dan berkesinambungan.
• Sudah saatnya masyarakat Bangka Belitung untuk mulai belajar berhemat dan mengurangi pola perilaku konsumtif yang selama ini cenderung berkembang menjadi budaya masyarakat.
• Pemerintah daerah harus berusaha menarik dana dari pusat dalam bentuk pelaksanaan proyek terutama yang bersifat padat karya, hal ini penting dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi melonjaknya jumlah pengangguran.




KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:
1. Krisis keuangan global telah mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, seperti turunnya pendapatan masyarakat terutama yang bekerja pada sektor pertambangan dan sektor perkebunan, menurunnya. aliran dana yang masuk ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti dana dekosentrasi serta dana bantuan dari pemerintah pusat lainnya, ditundanya pelaksanaan sejumlah proyek strategis, meningkatnya jumlah angka pengangguran, meningkatnya tingkat kriminalitas, jumlah pengemis dan gelandangan, meningkatnya angka putus sekolah, serta permasalahan sosial lainnya.

2. Strategi yang harus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk mengatasi dampak krisis keuangan global adalah mengurangi ketergantungan hanya kepada salah satu negara, sudah saatnya pemerintah merevitalisasi hubungan dagang dengan kekuatan-kekuatan ekonomi lain seperti Cina, India, Rusia, Negara-negara dikawasan timur tengah serta negara-negara lainnya. Perlunya langkah konsolidasi dan antisipasi untuk menekan risiko dan terus menerus memperbaiki komposisi aset agar perbankan dan dunia usaha kuat dari segala guncangan ekonomi global, Bangka Belitung harus mampu menjadi price taker atau penentu harga timah dunia, melakukan penghematan terhadap anggaran belanja, meningkatkan ketahananan perekonomian daerah dengan cara mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk dari daerah lain, mengurangi ketergantungan hanya pada sektor-sektor tertentu seperti sektor pertambangan dan sektor perkebunan dengan komoditi yang sangat terbatas, memberdayakan ekonomi yang berbasis kerakyatan, menarik dana dari pusat dalam bentuk pelaksanaan proyek yang bersifat padat karya.


DAFTAR PUSTAKA

BPS. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.2008
Mudrajad Kuncoro. 2008. Tujuh Tantangan UKM di Tengah Krisis Global. http://jamrud.com/2008/10/

http:// sawali.info/2008/10/11/Kearifan Lokal Menghadapi Kemungkinan
http://jusman.wordpress.com/2008/12/15/Krisis Ekonomi Global dan Solusinya
http://www.yauhui.net/10 Jurus Sby Menghadapi Krisis Global Keuangan Dunia
http://202.67.10.226/berita. Indonesia Harus Terus Waspada Hadapi Krisis Global

Selasa, 03 Februari 2009

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN PARIWISATA

ABSTRAC

This research aims to developing of tourism strategy in Pangkalpinang city. Analysis focus on its marketing aspects, mobility of tourist visiting, potentiality of tourism and the tourist opinion about Pangkalpinang city tourism.
This analysis method used is qualitative Descrictive based on SWOT analysis (Strenghts, Weakness, Opportunity, and Threats) in Pangkalpinang city tourism, from this analysis we can get summary how developing tourism expecially in marketing aspect in Pangkalpinang city.
From research on Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang city and the tourism condition of Pangkalpinang city and also based on SWOT analysis are finding show that the tourism of Pangkalpinang city has a bigger enough from natural potential, historic landmark and variety of culture. The weakness of Pangkalpinang city tourism have less professional human resource, the tourism promotion unintensively or have not done maximal and also the transportation facilities still limited, etc. There are some chances of Pangkalpinang city as tourism today, such as the chance of Pangkalpinang city tourism to be a tourism sector as one of top sector in Kepulauan Bangka Belitung Province, to do the exhibition with nasional scale called “Babel Expo” which is a chance for Pangkalpinang city to make promotion and sell tourism packages to the visitor and participant whom come to show. There are public opinion about the tourism which it can decrease prostitution, prostitute practicable, the infection of HIV AIDS diseases and the trading of illegal drugs. Besides that, the opinion of Indonesia itself that Indonesia is a place of terrorist which will destroy tourism in public opinion.
ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang strategi pengembangan pariwisata Kota Pangkalpinang. Kajian difokuskan pada strategi pengembangan pariwisata Kota Pangkalpinang ditinjau dari sektor pemasarannya, potensi wisata dan mobilitas kunjungan wisatawan serta tanggapannya terhadap pariwisata Kota Pangkalpinang.
Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah deksriktif kualitatif dimana data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT, yaitu dengan melihat kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), ancaman (threats) kepariwisataan di Kota Pangkalpinang. Dari analisis ini akan ditarik kesimpulan bagaimana pengembangan pariwisata khususnya bidang pemasaran di Kota Pangkalpinang.
Dari hasil penelitian pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang serta kondisi pariwisata Kota Pangkalpinang dan dianalisis dengan analisis SWOT menunjukkan bahwa keadaan pariwisata Kota Pangkalpinang mempunyai kekuatan yang cukup besar berupa potensi alam, peninggalan sejarah dan kebudayaan yang beranekaragam. Kelemahan pariwisata Kota Pangkalpinang yaitu masih kurangnya sumber daya manusia yang professional, promosi pariwisatanya kurang gencar / belum dilaksanakan dengan maksimal serta fasilitas transfortasi yang masih terbatas, dan lain-lain. Peluang pariwisata Kota Pangkalpinang saat ini antara lain adalah dijadikannya sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dilaksanakannya Pameran yang berskala nasional “Babel Expo” merupakan peluang bagi Kota Pangkalpinang untuk mempromosikan dan menjual paket-paket wisata kepada para peserta dan pengunjung acara tersebut.. Timbulnya anggapan masyarakat bahwa pariwisata dapat meningkatkan pelacuran, praktek prostitusi, penularan penyakit HIV AIDS dan perdagangan obat-obatan terlarang, serta citra Indonesia yang dianggap tempat teroris merupakan ancaman yang dapat merusak citra pariwisata.




PENDAHULUAN

Kota Pangkalpinang merupakan ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang penetapan wilayah Bangka Belitung sebagai daerah otonom Provinsi. Sebagai ibu kota sebuah provinsi yang lahir diera otonomi daerah, Pemerintah kota Pangkalpinang dituntut untuk mampu mengembangkan kebijakan lokal dan regional untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi otonomi daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sejak masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan, penghasil utama daerah ini adalah dari sektor primer khususnya pertambangan timah. Dengan hanya berfokus pada sektor pertambangan menyebabkan perekonomian Kota Pangkalpinang rentan terhadap goncangan. Sejak terjadinya demonstrasi buruh tambang inkonvensional pada bulan oktober 2006 membuat perekonomian menjadi lumpuh, peredaran uang berkurang ratusan juta hingga milyaran rupiah perhari. Oleh karena itu langkah Pemerintah kota Pangkalpinang menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam menopang perekonomian merupakan langkah yang tepat.
Kota Pangkalpinang memang memiliki banyak obyek wisata yang menarik untuk dikembangkan, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata seni dan budaya atau wisata lainnya. Namun dilihat dari jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan manca negara masih sangat sedikit. Sedikitnya jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan manca negara yang dating ke kota Pangkalpinang disebabkan oleh pengelolaan yang belum optimal, tenaga ahli dibidang pariwisata masih minim, promosi masih sangat kurang, pengalokasian dana pada sektor ini juga masih sangat terbatas.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi pariwisata dikota Pangkalpinang agar temuan-temuan dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan bagi upaya pengembangan pariwisata sebagai sektor unggulan dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Pangkalpinang, dapat membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, maka penelitian mengenai Analisis Swot Pengembangan Pariwisata Kota Pangkalpinang ini sangat penting untuk dilaksanakan.
PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan pemasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pengembangan pariwisata kota Pangkalpinang?
2. Faktor-Faktor apa saja yang merupakan Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Kesempatan (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dalam pengembangan sektor Pariwisata di Kota Pangkalpinang?


TINJAUAN PUSTAKA

Pariwisata sebenarnya merupakan suatu kegiatan yang sudah ada sejak zaman dahulu. Dalam bentuknya yang sederhana pariwisata dahulu dikenal sebagai “bertamasya”, akan tetapi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka bentuk kegiatan pariwisata berkembang menjadi suatu kegiatan yang bersifat lebih luas. Menurut Oka A. Yoeti (1996:21) Pariwisata adalah: Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata menikmati perjalanan tersebut.
Pada prinsipnya kepariwisataan dapat mencakup semua perjalanan, asal saja perjalanan tesebut untuk bertamasya atau berekreasi. Jadi Pariwisata merupakan suatu perjalanan, tetapi tidak semua perjalanan dapat dikatakan sebagai kegiatan pariwisata.
Dalam pengertian pariwisata terdapat beberapa faktor penting yang menjadi ciri dari pariwisata yaitu:
a. Pejalanan itu dilakukan untuk sementara waktu
b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya
c. Perjalanan itu walaupun apa bentuknya harus dilakukan dengan tamasya atau rekreasi
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.
Perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motivasi dan tujuan tertentu. Perbedaan motif tersebut menyebabkan berbagai macam atau jenis pariwisata. Menurut Nyoman S. Pendit (2002:38) jenis pariwisata yang dikenal saat ini antara lain: wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersil, wisata industri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritim, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata bulan madu dan wisata petualangan.
Jenis-jenis wisata yang lain dapat saja ditambahkan tergantung kepada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negeri yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat maju dan berkembang.

Strategi Pengembangan Pariwisata
Menurut Freddy Rangkuti (2002:3) sebagaimana mengutip pendapat Chandler, strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
Selanjutnya menurut Gamal Suwantoro (1997:56) ada beberapa langkah pokok dalam melakukan strategi pengembangan pariwisata yaitu:
a. Dalam Jangka pendek dititikberatkan pada optimasi
b. Dalam Jangka menengah dititikberatkan pada konsolidasi
c. Dalam Jangka panjang dititikberatkan pada pengembangan dan penyebaran
Menurut Happy Marpaung (2002:19) perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata. Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil masalah-masalah yang ada.


METODE PENELITIAN

Variabel yang akan disoroti dalam penelitian ini adalah strategi pengembangan pariwisata. Kajiannya akan dilakukan pada strategi pengembangan pariwisata ditinjau dari sektor pemasaranya, potensi serta tanggapan wisatawan terhadap pariwisata Kota PangkalPinang.
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi lapangan yaitu wawancara, observasi, penyebaran kuisioner kepada wisatawan serta studi pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti serta pengumpulan data dari dokumen-dokumen yang terdapat pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Pangkalpinang. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT yaitu dengan melihat Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Kesempatan (Opportunities) dan Ancaman (Threats) kepariwisataan di Kota Pangkalpinang.

Definisi Operasional :
a. Strategi adalah cara terpadu yang dipergunakan oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang dalam melakukan pengembangan pariwisata.
b. Pariwisata adalah suatu perjalanan ke Kota Pangkalpinang baik yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok.
c. Wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke Kota Pangkalpinang dengan menikmati kunjungan tersebut.
d. Pemasaran adalah usaha untuk menjual produk-produk pariwisata Kota Pangkalpinang kepada pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Pangkalpinang, yaitu pada obyek-obyek wisata yang ada dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh obyek wisata yang ada di Kota Pangkalpinang serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive random sampling yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diperkirakan bisa mewakili populasi.
Penggunaan instrument / alat bantu pengumpulan data dalam penelitian ini sangat berhubungan erat dengan jenis metode yang digunakan yaitu:
a. Untuk jenis metode kuisioner, peneliti menggunakan jenis instrument kuisioner dengan pertanyaan tertutup, yaitu kuisioner yang disajikan dalam bentuk pertanyaan yang jawabannya telah disediakan sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban dari alternatif jawaban yang disediakan.
b. Untuk jenis metode wawancara (interview), peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang.
c. Observasi/Pegamatan adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek-obyek yang diteliti.
d. Studi dokumenter yaitu pengumpulan data dari dokumen-dokumen yang ada pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
Sumber data:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian, dengan cara:
a. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terlibat dalam obyek penelitian, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang.
b. Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek-obyek wisata yang ada di Kota PangkalPinang.
c. Kuisioner adalah pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket/daftar pertanyaan kepada wisatawan.
d. Dokumentasi adalah pengumpulan data dari dokumen-dokumen yang terdapat pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang.
2. Data sekunder yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku serta literatur-literatur yang erat kaitanya dengan permasalahan yang diteliti.
Teknis analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif, dimana data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Menurut Sondang P. Siagian (1998:172) SWOT adalah merupakan akronim untuk kata Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman).
Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan satu persatu (Yoeti,1996:133) yaitu:
a. Kekuatan (Strength), yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki pariwisata. Dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.
b. Kelemahan (Weakness), yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi pariwisata.
c. Kesempatan (Opportunties), yaitu semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global yang dianggap memberi peluang bagi pariwisata untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang.
d. Ancaman (Threats), yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi pariwisata, seperti Peraturan Pemerintah yang tidak memberikan kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, penularan penyakit Aids, meningkatnya pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour operator asing yang lebih professional, yaitu dengan melihat kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities) dan ancaman (Threats) kepariwisataan di Kota Pangkalpinang. Dari analisis ini akan ditarik kesimpulan bagaimana perkembangan pariwisata khususnya pemasaran pariwisata di Kota Pangkalpinang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN
a. Kodisi Umum Kota Pangkalpinang
Kota Pangkalpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan sebagai daerah otonomi Provinsi dengan Ibukotanya Pangalpinang.
Luas wilayah kota Pangkalpinang adalah 89,4 Km2 mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka
- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pangkalanbaru Kabupaten Bangka Tengah
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka
Kota Pangkalpinang merupakan daerah otonom di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terletak pada bagian timur Pulau Bangka dengan posisi 10604 derajat sampai 10607 derajat Bujur Timur dan 204 derajat sampai 2010 derajat lintang selatan dengan posisi geografis yang strategis berada diantara Laut Cina Selatan dan Laut Jawa yang dihubungkan dengan selat Bangka, Selat Karimata dan Selat Gaspar.
Iklim kota Pangkalpinang tergolong tropis basah type a dengan variasi hujan. Hawa didaerah ini dipengaruhi oleh laut, baik anginnya maupun kelembabannya.

b. Potensi Pariwisata
Kawasan wisata merupakan peluang yang potensial untuk dikembangkan di kota Pangkalpinang. Keberadaan obyek wisata pantai Pasir padi, Tanjung Bunga, serta pantai Samfur yang merupakan satu rangkaian area yang tak terpisahkan diharapkan mampu dikembangkan sebagai obyek wisata terdepan dalam wajah provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kawasan ini dapat dikembangkan untuk pembangunan hotel, cottage, restoran, wisata bahari dan hiburan lainnya yang mendukung kepariwisataan.
Adapun obyek-obyek wisata yang ada di Kota Pangkalpinang adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Kawasan Wisata yang ada di Kota Pangkalpinang
No Obyek Wisata Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17 Pantai Pasir Padi
Pantai Tanjung Bunga
Bukit Giri Maya
Kampung Melayu Tua Tunu
Museum Timah Indonesia
Kuburan Masyarakat Tionghoa
Kuburan Belanda
Rumah Adat
Barongsai
Upacara Nganggung Sepintu Sedulang
Upacara Barongsai
Pawai Ta’aruf
Tari Campak
Musik Gambus
Masjid Jamik
Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB)
Klenteng Kwan Tie Miau Wisata Pantai
Wisata Pantai
Wisata Alam
Wisata Sejarah
Wisata Sejarah
Wisata Sejarah
Wisata Sejarah
Wisata Sejarah
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Sejarah
Wisata Sejarah
Wisata Sejarah
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang

Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata
Tabel 2: Fasilitas Olahraga
No Nama Keterangan
1

2
3
4 Permata Sriwijaya

Girimaya Track
Stadion Depati Amir
Bukit Baru Sport Centre Fitness Centre, Kolam renang, Bilyard
Golf
Sepak Bola, Atletik, dll
Kolam renang, dll
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang
Tabel 3: Fasilitas Hotel
No Nama Alamat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 Hotel Bumi Asih
Hotel Grand Millenum
Hotel Griya Tirta
Hotel Serata
Hotel Menumbing
Hotel Bukit Shofa
Hotel Mitra
Hotel Jatiwisata
Hotel Sabrina
Hotel Alhuriah
Hotel Centrum Jl. Jendral Sudirman
Jl. Soekarno Hatta
Jl. Semabung Lama
Jl. Gusung Lama
Jl. Gereja
Jl. Masjid Jamik
Jl. Mentok
Jl. Kartini
Jl. Diponegoro
Jl. Sriwijaya
Jl. Depati Amir
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang

Tabel 4: Rumah Makan
No Nama Alamat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Restoran Serrata
Restoran Biru Laut
Restoran Asui
Permata Bundo
Pink Club
Evans Café
Otak-otak BCA
Sky Café
Smile Café
Warung Bakso Mas Pur Pantai Pasir Padi
Pantai Pasir Padi
Jl. Kampung Bintang
Jl. Masjid Jamik
Jl. Jendral Sudirman
Jl. Diponegoro
Jl. Masjid Jamik
Gedung Ramayana
Jl. Depati Amir
Jl. Jendral Sudirman
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang

Tabel 5: Pusat Jajanan Khas Bangka
No Nama Alamat
1
2
3
4
5 Toko YDK
Toko LCK
Pabrik Getas Gang Intan
Pujasera
Toko Saro Rodenas Jl. Jendral Sudirman
Jl. Jendral Sudirman
Kel. Bukit Intan
Jl. Jendral Sudirman
Jl. Gajah Mada
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang
Tabel 6: Transportasi Udara dan Laut
No Nama Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Sriwijaya Air
Batavia Air
Adam Air
Riau Air
Pelni
PT. ASDP
KMC. Sumber Bangka
Express Bahari Transportasi Udara
Transportasi Udara
Transportasi Udara
Transportasi Udara
Transportasi Laut
Transportasi Laut
Transportasi Laut
Transportasi Laut
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang
Tabel 7: Bank and Money Changer (Penukaran Mata Uang)
No Nama Alamat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. Bank Mandiri
Bank Central Asia
Bank Negara Indonesia
Bank Danamon
Bank PIKKO
BRI
Bank SUMSEL
Union Western
Bangka Arta Jl. Jendral Sudirman
Jl. Masjid Jamik
Jl. Jendral Sudirman
Jl. Jendral Sudirman
Jl. Melintang
Jl. Diponegoro
Jl. Mayor Syafrie Rahman
Kantor POS
Jl. Jendral Sudirman
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang

PEMBAHASAN

a. Analisis Pemasaran Pariwisata Kota Pangkalpinang
Dalam pembahasan ini peneliti akan menganalisa keadaan pemasaran pariwisata di Kota Pangkalpinang dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan analisis ini diharapkan akan diketahui apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pariwisata di Kota Pangkalpinang. Pengkajian tentang kekuatan dan kelemahan ini merupakan kegiatan mawas diri dan menentukan kesuksesan atau keberhasilan dalam pengembangan pariwisata. Dengan analisis kekuatan dan kelemahan dapatlah dilihat peluang dan ancaman yang mungkin muncul dan dihadapi. Dengan kata lain, dianalisanya kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman akan dapat diramalkan bagaimana keadaan masa sekarang dan masa yang akan datang. Sehingga dapat ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam pengembangan usaha pariwisata dimasa yang akan datang.
Berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian yang peneliti peroleh maka analisis yang dapat peneliti buat adalah sebagai berikut:
Analisis SWOT Kepariwisataan Kota Pangkalpinang Tahun 2006
a. Persiapan Sebelum Wisatawan Datang ke Kota Pangkalpinang
No Keterangan S W O T
1 Penyebaran informasi atau kegiatan promosi X
2 Promosi yang dilakukan pusat promosi dan pariwisata di Jakarta X
3 Penjualan paket wisata oleh tour operator baik dalam maupun luar negeri X
4 Kota Pangkalpinang sebagai suatu tujuan wisata relatif jauh dari pasar utama baik wisatawan nusantara maupun wisatawan Mancanegara X
5 Pengiriman tim kesenian ke luar daerah X
6 Pengiriman tim kesenian keluar negeri X
7 Undangan bazaar atau pameran untuk setiap acara baik di dalam maupun di luar Kota Pangkalpinang. X
8 Kegiatan pemasaran terpadu X
9 Jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Pangkalpinang X
10 Adanya kerjasama kelompok pariwisata atau instansi terkait X
11 Menjadi tuan rumah dalam setiap even baik nasional maupun internasional X
Sumber : Hasil Penelitian
b. Setelah Wisatawan Datang ke Kota Pangkalpinang
No Keterangan S W O T
1 Jumlah transportasi Ke kota Pangkalpinang yang cukup memadai X
2 Paket wisata yang dijual selain masih terbatas juga belum siap jual X
3 Pelayanan tour operator atau jasa perjalanan wisata belum seperti yang diharapkan wisatawan X
4 Pelayanan akomodasi perhotelan Cukup memadai X
5 Pelayanan restoran X
6 Pelayanan dan kemampuan pramuwisata sangat terbatas X
7 Kuantitas dan kualitas barang-barang cinderamata yang dijual X
8 Pelayanan informasi pariwisata X
9 Potensi alam, seni budaya, tradisi, peninggalan sejarah dan atraksi wisata yang dimiliki X
10 Citra pariwisata sebagai pendorong perdagangan obat-obat terlarang, mendorong seks bebas / praktek prostitusi dan penyebaran penyakit HIV AIDS X
11 Citra pariwisata sebagai pencemar lingkungan seni budaya dan kepribadian bangsa X
12 Sifat dan keadaan cuaca X
13 Kondisi Kota Pangkalpinang X
14 Kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata X
15 Angkutan umum yang menuju obyek wisata belum memadai X
16 Keramahtamahan penduduk atau masyarakat Kota Pangkalpinang X
17 Dekatnya daerah-daerah lain yang menjadi tujuan wisata X
18 Meningkatnya masyarakat sendiri yang melakukan perjalanan wisata kedaerah lain X
19 Letak geografis Kota Pangkalpinang yang merupakan Ibukota dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung X
20 Masih terbatasnya bahan bacaan serta brosur-brosur yang merupakan sumber informasi utama bagi wisatawan X
21 Pencanangan Pekan Budaya Kota Pangkalpinang X
Sumber : Hasil Penelitian

c. Pelayanan Umum dan Sarana Pendukung
No Keterangan S W O T
1 Fasilitas dan keadaan transfortasi angkutan darat X
2 Sarana dan prasarana pariwisata di daerah tujuan wisata X
3 Stabilitas politik dan sosial, keamanan wisatawan X
4 Pelayanan polisi pada wisatawan X
5 Pelayanan Pos, telex dan telepon X
6 Pertumbuhan ekonomi dan deregulasi yang dilancarkan oleh pemerintah daerah X
7 Kurangnya tenaga professional (SDM) X
8 Investasi disektor pariwisata di Kota Pangkalpinang belum termasuk sektor prioritas. X
Sumber : Hasil penelitian

Dari hasil analisis dan identifikasi diatas, dapat diketahui bagaimana keadaan pemasaran pariwisata Kota Pangkalpinang dengan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Sehingga analisis SWOT diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Kekuatan (Strenght)
1. Memiliki potensi alam / wisata yang besar
2. Memiliki seni budaya tradisi yang beraneka ragam dan peninggalan sejarah serta atraksi wisata.
3. Tersedia Fasilitas Pendukung yang memadai seperti Hotel, Restoran, Perbankan, dll
4. Adanya Sarana Transportasi yang memadai ke kota Pangkalpinang baik angkutan udara maupun laut
5. Keramahtamahan penduduk atau masyarakat Kota Pangkalpinang
6. Letak geografis Kota Pangkalpinang yang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
7. Keamanan dan stabilitas yang cukup baik.
8. Pelayanan umum (polisi, Kantor pos, telepon) yang baik.

b. Kelemahan (Weakness)
1. Kurang memadainya kegiatan promosi dan penyebaran pariwisata Kota Pangkalpinang ke luar daerah
2. Biro perjalanan atau paket wisata yang melayani wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif belum memadai dan masih sangat terbatas.
3. Kota Pangkalpinang masih terlalu jauh dari pasar utama wisatawan.
4. Kurangnya pengiriman tim kesenian keluar negeri.
5. Belum adanya kegiatan pemasaran pariwisata terpadu.
6. Jumlah armada transfortasi antar kota yang masih terbatas.
7. Paket wisata yang dijual masih terbatas dan diantaranya ada yang masih belum siap dijual.
8. Pelayanan jasa perjalanan wisata, kemampuan pramuwisata belum sesuai denga keinginan wisatawan memadai.
9. Kuantitas dan kualitas barang-barang cinderamata yang dijual masih terbatas.
10. Angkutan umum untuk menuju objek wisata belum memadai.
11. Sarana dan prasarana pariwisata belum memadai.
12. Terbatasnya sumber daya manusia professional yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja pariwisata sebagai suatu industri di Kota Pangkalpinang .
13. Masih kurangnya minat investor untuk membuka usaha di Kota Pangkalpinang.

c. Peluang (Opportunities)
1. Adanya pengiriman tim kesenian keluar negeri.
2. Ikut serta dalam berbagai bazaar atau pameran yang dilaksanakan baik dalam lingkup regional maupun nasional di Kota Pangkalpinang.
3. Adanya kerjasama kelompok pariwisata atau instansi terkait.
4. Kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata yakni membangun Kota Pangkalpinang terdepan dalam bidang industri dan pariwisata berbasis perikanan dan sumber daya manusia.
5. Pertumbuhan ekonomi dan deregulasi yang dilakukan oelh pemerintah Kota Pangkalpinang memberikan peluang dalam bidang pariwisata.
6. Pencanangan Pekan Budaya Kota Pangkalpinang.
7.
d. Ancaman (Threats)
1. Citra pariwisata sebagai pendorong perdagangan obat-obat terlarang, seks bebas/praktek prostitusi dan penyebaran penyakit HIV AIDS.
2. Citra pariwisata sebagai pencemar lingkungan seni budaya dan kepribadian bangsa.
3. Kondisi Kota Pangkalpinang yang rawan bahaya petir.
4. Dekatnya daerah-daerah lain (pesaing) yang menjadi tujuan wisata.
5. Meningkatnya minat masyarakat sendiri untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain.
Secara keseluruhan dari hasil analisis SWOT diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pariwisata Kota Pangkalpinang memiliki peluang besar untuk menarik wisatawan walaupun masih ada kelemahan-kelemahan. Salah satu kekurangan yang sangat menonjol bahwa pariwisata Kota Pangkalpinang belum memiliki kekuatan sarana dan prasarana yang dapat menunjang seperti transportasi dan akomodasi yang dapat diandalkan serta masih kurangnya promosi baik melalui media cetak maupun media elektronik.
b. Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa pariwisata Kota Pangkalpinang sebenarnya memiliki kekuatan (potensi alam, seni budaya, peninggalan sejarah dan keramahtamahan masyarakat), namun ternyata pariwisata Kota Pangkalpinang masih mempunyai kelemahan (sumber daya manusia, sarana penunjang, dan lain-lain yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata) sehingga harus segera diperbaiki.
c. Adanya hambatan yang negatif terhadap pariwisata Kota Pangkalpinang seperti masih banyaknya masyarakat Kota Pangkalpinang yang melakukan perjalanan wisata ke daerah lain yang berarti meningkatkan pendapatan daerah lain. Satu hal lagi yang terungkap dari analisis diatas bahwa masyarakat telah menilai bahwa Pariwisata adalah salah satu penyebab meningkatnya praktek-praktek pelacuran/prostitusi dan perdagangan obat-obat terlarang, sehingga merusak citra pariwisata.


KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:
1. Pariwisata Kota Pangkalpinang mempunyai kekuatan berupa potensi alam, seni budaya yang beraneka ragam dan peninggalan sejarah untuk menarik wisatawan untuk datang atau melakukan perjalanan wisata ke Kota Pangkalpinang .
2. Kurang tersedianya sumber daya manusia yang professional, transfortasi yang masih terbatas, sarana dan prasarana yang belum memadai serta belum maksimalnya kegiatan pemasaran / promosi pariwisata Kota Pangkalpinang .
3. Adanya Festival dan pameran Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) dan Babel Expo serta pencanangan Pekan Budaya Kota Pangkalpinang memberikan peluang untuk memperkenalkan potensi wisata yang ada di Kota Pangkalpinang.
4. Timbunya anggapan masyarakat bahwa dengan pariwisata dapat meningkatkan penularan penyakit HIV AIDS dan perdagangan obat-obat terlarang, serta maraknya prostitusi yang dapat merusak citra pariwisata.








DAFTAR PUSTAKA

Kotler Philip.2000. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta. Andi
Kusmayadi dan Endar Sugiarto.2000. Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta. Gramedia

Manulang.M. 2001. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta.Gajah Mada University
Marpaung Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung. Alfabeta
Marpaung Happy dan Herman Bahar. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung. Alfabeta
Nagip, Laila dkk. 2003. Kualitas SDM Era OTDA dan Globalisasi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan

Pendit Nyoman S. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Jakarta. Pradnya Paramita
Pitana, I Gde dan Putu G Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta. Andi
Rangkuti Freddy. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta. Gramedia
Siagian Sondang. 2004. Manajemen Stratejik. Jakarta. Bumi Aksara
Soetomo Anton. 1994. Pendidikan Kepariwisataan. Solo. Aneka
Suwantoro Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta. Andi
Tunggal Widjaya Amin. 1993. Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta. Rineka Cipta
Yoeti, Oka A. 1996. Pemasaran Pariwisata Terpadu. Bandung. Angkasa
Yoeti, Oka A. 2000. Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta. Pertja
----------------. 2006. Selamat Datang Di Kota Pangkalpinang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Sabtu, 06 Desember 2008

SAATNYA JANJI KAMPANYE DI-PERDA-KAN

SAATNYA JANJI KAMPANYE DI-PERDA-KAN

Oleh

Nizwan Zukhri, SE., M.M

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung

Suksesi kepemimpinan di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka tinggal menunggu hari. Untuk pertama kalinya rakyat di dua daerah Kabupaten/Kota ini akan memilih pemimpinnya untuk periode 2008-2013 secara langsung, dalam hajatan pesta demokrasi terbesar dalam sejarah Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka. Pemilihan Walikota/Wakil Walikota dan Bupati/Wakil Bupati secara langsung ini merupakan konsekuensi dari diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dimana setiap rakyat yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dapat memilih secara langsung Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/ Wakil Walikota sesuai dengan hati nuraninya.

Sebagai Kota dan Kabupaten ”Lama” Dua daerah ini memang sempat melakoni demokrasi semu sejak zaman orde baru yang mana Walikota dan Bupati masih dipilih oleh para anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang pemilihannya kerap kali diwarnai dengan lobby-lobby politik dan kompromi. Walikota/Wakil Walikota dan Bupati/Wakil Bupati yang dipilih oleh anggota DPRD, harusnya bertanggung jawab kepada rakyat di daerahnya melalui perwakilan yang ada di DPRD, tapi tetap saja tidak memiliki keterikatan emosional secara langsung kepada masyarakat didaerahnya.

Tak dapat dipungkiri, sejak diterapkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, menjadi keharusan bagi siapapun yang berkeinginan untuk bertarung dalam PEMKADA langsung disuatu daerah, baik itu menjadi Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota untuk lebih mempersiapkan diri baik itu secara materiil maupun secara spirituil. Salah satu perhatian utama adalah mempersiapkan Visi, Misi dan Program yang akan disampaikan pada saat kampanye.

”Genderang perang” masa kampanye “Resmi” PEMKADA Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka sudah ditabuh. Sejak tanggal 7 sampai 20 Juni yang akan datang sebanyak lima pasang calon Walikota/Wakil Walikota di Kota Pangkalpinang dan tiga pasang calon Bupati/Wakil Bupati di Kabupaten Bangka dipastikan akan ”Adu Keras Suara”, dengan lantang akan sanggup melaksanakan semua apa yang diinginkan masyarakat, semua akan memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat, semua berjanji akan sanggup menghapus semua virus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, semua berjanji akan menciptakan keadilan, banyak calon yang akan menggratiskan biaya pendidikan, biaya kesehatan dan lain-lain. Kita tak perlu heran jika tuntutan berbagai elemen masyarakat akan sanggup dipenuhi, misalnya tuntutan kelompok masyarakat pendidikan, tuntutan kelompok masyarakat nelayan, tuntutan kelompok masyarakat petani, masyarakat pedagang, kelompok buruh, bahkan mungkin kelompok waria. Tidak tertutup kemungkinan pada saat kampanye ada yang sanggup mengundurkan diri jika dalam jangka waktu tertentu misalnya 1, 2 atau 3 tahun tidak dapat memenuhi janji yang telah diucapkan.

Saat kampanye memang saatnya untuk mengobral janji, dengan piawainya para calon akan berusaha membius masyarakat, berusaha membangkitkan emosional masyarakat khususnya 120 ribu pemilih untuk Kota Pangkalpinang dan 170 ribu pemilih di Kabupaten Bangka. Tapi apa yang terjadi setelah masa kampanye usai, perhitungan suara sudah dilaksanakan, calon terpilihpun sudah dilantik ?. Di berbagai daerah yang telah melaksanakan PEMKADA langsung, masyarakat tidak akan bisa menuntut jika apa yang telah dijanjikan oleh para calon Walikota/Wakil Walikota dan Bupati/ Wakil Bupati pada saat kampanye tidak ditepati. Tidak ada pilihan lain, janji kampanye harus di-perda-kan !!!, tanpa adanya ”PERDA JANJI KAMPANYE” masyarakat hanya bisa berharap Walikota/Wakil Walikota dan Bupati/ Wakil Bupati yang terpilih akan menepati janjinya dalam ketidakpastian, sebaliknya dengan adanya PERDA JANJI KAMPANYE, para calon Walikota/Wakil Walikota dan Bupati/ Wakil Bupati akan lebih berhati-hati dalam menjual janji karena akan berhadapan dengan hukum yang tentunya akan ada sangsi jika janji tersebut tak ditepati, sehingga pada saat kampanye para calon akan menyampaikan program-program realistis yang akan dapat dilaksanakan, masyarakat tidak akan merasa tertipu, masyarakat akan bisa menuntut jika Walikota/Wakil Walikota dan Bupati/ Wakil Bupati terpilih tidak melaksanakan janji atau program yang telah disampaikan pada saat kampanye.

Namun kita semua berharap dan menantikan semoga Walikota/Wakil Walikota Pangkalpinang dan Bupati/ Wakil Bupati Bangka yang akan terpilih melalui Pemilihan Kepala Daerah Langsung pada tanggal 24 Juni 2007 yang akan datang dapat mewujudkan janji yang telah ditaburkan pada saat kampanye, sehingga tak akan ada yang merasa dibohongi, tak akan ada yang merasa dikhianati sehingga cita-cita untuk memakmurkan dan mensejahterakan penduduk di Kota Pangkalpinang dan Bumi Sepintu Sedulang akan dapat menjadi kenyataan.

Semoga ....................................